Widget HTML Atas

Indonesia Meraih Tahta Penjaga Perdamaian Dunia

Indonesia Meraih Tahta Penjaga Perdamaian Dunia International

screnshoot IG.polisimiliterindonesia



Indonesia sudah sangat dikenal reputasinya di dunia internasional sebagai salah satu negara yang paling aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Menjaga perdamaian dunia memang sudah menjadi mandat abadi yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan hal tersebut terus dijaga dan dilaksanakan oleh Indonesia sebagai bentuk kepatuhan terhadap mandate luhur tersebut.sejak merdeka Indonesia cinta Perdamaian,apalagi pada negara yang lemah,tapi Indonesia lebih cinta lagi ke merdekaan.

Setiap tanggal 29 Mei dunia memperingati Hari Internasional Penjaga Perdamaian PBB. Meski yang paling umum disorot sering kali muncul dari segi militer, sebenarnya pasukan penjaga perdamaian itu sendiri melibatkan ragam posisi non-militer, mulai dari Majelis Umum, Sekretariat, Dewan dan Keamanan, hingga polisi PBB. Dalam istilah lain, berbagai pihak yang terlibat baik dari segi militer atau non-militer dan menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB juga dikenal dengan sebutan pasukan Helm Biru, atau Blue Helmets. Keberadaan pasuka  helm biru ini pertama kali muncul pada tahun 1948 dalam pelaksanaan gencatan senjata pada perang Arab-Israel.  Saat ini diketahui ada lebih dari 97.000 personel berseragam PBB yang berasal dari lebih dari 120 negara. Mereka datang dari berbagai negara tanpa memandang latar belakang mulai dari besar dan kecil, kaya dan miskin.

Indonesia menjadi negara pengirim personel penjaga perdamaian terbanyak ke-7 di dunia, dari 125 negara anggota. Posisi tersebut juga meningkat atau naik dari peringkat ke-8 yang sudah diperoleh selama tiga tahun terakhir. Mereka terdiri dari 2.800 personel Indonesia yang bertugas di sebanyak 8 misi perdamaian PBB, dari seluruh 14 misi perdamaian. Adapun 8 nama misi yang dimaksud beserta wilayah operasinya terdiri dari UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur,Sudan), MINUSCA (Repubik Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), UNMISS (Sudan Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).

Tidak hanya laki-laki, Pasukan perdamaian atau yang dikenal juga dengan istilah peacekeepers perempuan Indonesia disebutkan naik dari 5,9 persen pada tahun 2020, menjadi 6,7 persen pada tahun 2021. Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara yang mengirimkan personel perempuan terbanyak dalam misi perdamaian. Partisipasi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia diapresiasi Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix.

Terakhir di akhir tahun 2021 kemarin, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga menyampaikan komitmen untuk kembali menambah sebanyak 1.000 personel dan penguatan kapasitas peacekeepers. Lebih detail personel tambahan tersebut akan dilakukan pada tahun 2022 ini dengan mengirimkan sebanyak lima satgas militer dengan total 950 personel dan satu satgas polisi dengan total 198 personel.

Selain mengirimkan pasukan perdamaian, Indonesia juga membangun 3 simbol perdamaian dunia yang merupakan manifestasi kepedulian terciptanya perdamaian dunia.

Pertama, Patung Penjaga Perdamaian mencerminkan perwujudan peran serta prajurit TNI dalam penugasan Pasukan Misi Perdamaian PBB.
Kedua, Menara Bendera Merah Putih merupakan menara bendera yang tertinggi di Indonesia dan tertinggi ketiga di dunia. Menara ini merupakan rancang bangun dari putra Indonesia dengan konsep dasar berbentuk bambu runcing.
Ketiga, Gong Perdamaian Dunia dibuat berstandar internasional dengan berat 250 kg dan diameter 2 meter, dibuat di Jepara yang terbuat dari logam kuningan berlapis emas 18 karat.

Di bawah Presidensi Indonesia, pada 28 Agustus 2020, Dewan Keamanan PBB berhasil mengesahkan secara konsensus Resolusi 2538 (2020) mengenai personel perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB. Resolusi ini merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam diplomasi perdamaian dan Resolusi 2538 (2020) ini merupakan resolusi pertama dalam sejarah diplomasi Indonesia di DK PBB.
 
Hal tersebut untuk pertama kalinya Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi yang secara khusus mengangkat peran personel perempuan penjaga perdamaian dunia.  Dukungan yang luar biasa dari negara-negara PBB tidak lepas dari konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan diplomasi perdamaian dan pemberdayaan peran perempuan dalam perdamaian sejak awal keanggotaannya di DK PBB tahun 2019. Setiap tanggal 29 Mei dunia memperingati Hari Internasional Penjaga Perdamaian PBB. Meski yang paling umum disorot sering kali muncul dari segi militer, sebenarnya pasukan penjaga perdamaian itu sendiri melibatkan ragam posisi non-militer, mulai dari Majelis Umum, Sekretariat, Dewan dan Keamanan, hingga polisi PBB. Dalam istilah lain, berbagai pihak yang terlibat baik dari segi militer atau non-militer dan menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB juga dikenal dengan sebutan pasukan Helm Biru, atau Blue Helmets. Keberadaan pasuka  helm biru ini pertama kali muncul pada tahun 1948 dalam pelaksanaan gencatan senjata pada perang Arab-Israel.  Saat ini diketahui ada lebih dari 97.000 personel berseragam PBB yang berasal dari lebih dari 120 negara. Mereka datang dari berbagai negara tanpa memandang latar belakang mulai dari besar dan kecil, kaya dan miskin.

Indonesia Mantapkan Reputasi Penjaga Perdamaian Dunia

Indonesia menjadi negara pengirim personel penjaga perdamaian terbanyak ke-7 di dunia, dari 125 negara anggota. Posisi tersebut juga meningkat atau naik dari peringkat ke-8 yang sudah diperoleh selama tiga tahun terakhir. Mereka terdiri dari 2.800 personel Indonesia yang bertugas di sebanyak 8 misi perdamaian PBB, dari seluruh 14 misi perdamaian. Adapun 8 nama misi yang dimaksud beserta wilayah operasinya terdiri dari UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur,Sudan), MINUSCA (Repubik Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), UNMISS (Sudan Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).




Tidak hanya laki-laki, Pasukan perdamaian atau yang dikenal juga dengan istilah peacekeepers perempuan Indonesia disebutkan naik dari 5,9 persen pada tahun 2020, menjadi 6,7 persen pada tahun 2021. Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara yang mengirimkan personel perempuan terbanyak dalam misi perdamaian. Partisipasi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia diapresiasi Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix.

Terakhir di akhir tahun 2021 kemarin, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga menyampaikan komitmen untuk kembali menambah sebanyak 1.000 personel dan penguatan kapasitas peacekeepers. Lebih detail personel tambahan tersebut akan dilakukan pada tahun 2022 ini dengan mengirimkan sebanyak lima satgas militer dengan total 950 personel dan satu satgas polisi dengan total 198 personel.

Selain mengirimkan pasukan perdamaian, Indonesia juga membangun 3 simbol perdamaian dunia yang merupakan manifestasi kepedulian terciptanya perdamaian dunia.(Pertama, Patung Penjaga Perdamaian mencerminkan perwujudan peran serta prajurit TNI dalam penugasan Pasukan Misi Perdamaian PBB.Kedua, Menara Bendera Merah Putih merupakan menara bendera yang tertinggi di Indonesia dan tertinggi ketiga di dunia. Menara ini merupakan rancang bangun dari putra Indonesia dengan konsep dasar berbentuk bambu runcing.
Ketiga, Gong Perdamaian Dunia dibuat berstandar internasional dengan berat 250 kg dan diameter 2 meter, dibuat di Jepara yang terbuat dari logam kuningan berlapis emas 18 karat. )


Di bawah Presidensi Indonesia, pada 28 Agustus 2020, Dewan Keamanan PBB berhasil mengesahkan secara konsensus Resolusi 2538 (2020) mengenai personel perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB. Resolusi ini merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam diplomasi perdamaian dan Resolusi 2538 (2020) ini merupakan resolusi pertama dalam sejarah diplomasi Indonesia di DK PBB.
 
Hal tersebut untuk pertama kalinya Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi yang secara khusus mengangkat peran personel perempuan penjaga perdamaian dunia.  Dukungan yang luar biasa dari negara-negara PBB tidak lepas dari konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan diplomasi.Semoga Indonesia menjadi semakin kuat di kenal di dunia internasional sebagai negara penjaga perdamaian dunia.indonesia di tahun 2023 terpilih menjadi ketua PBB dan tahun ini Indonesia ketua G20 mantap.bagaimana menurut anda.....silahkan berkomentar dengan bijak>.!!??terimah kasih.^^,.