Widget HTML Atas

Kurikulum terbaru di dunia pendidikan di Indonesia

Siap-siap  dunia pendidikan ganti kurikulum Nasional


screnshoot iG posi


Topiknya adalah tentang masuk dan berkuliah di perguruan tinggi negeri kini tidak harus lulusan sma atau smk sederajat dulu melainkan bisa dari lulusan kursus.Jika sebelumnya berkuliah di perguruan tinggi baik negeri atupun swasta wajib dari lulus SMA/SMK sederajat, Kini para lulusan kursus atau pelatihan keterampilan pun dapat melanjutkan studi mereka ke perguruan tinggi maupun pendidikan sederajat.Sistem pendidikan indonesia harus d benahi . Tingkat dasar gpp banyak mata pelajaran tapj pas smp harusnya udah ke kejuruan dan pendidikan skill karena indonesia menuju industru hilirisasi . Jd smp harusnya udah di ajarin cara kerja dan berwirausaha.


Hal itu diwujudkan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek yang memfasilitasi kesepakatan kerja sama antara empat perguruan tinggi dengan 54 lembaga kursus dan pelatihan (LKP) untuk program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

Lewat penandatangan kerja sama ini, empat perguruan tinggi yakni Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Terbuka, dan Universitas Negeri Jakarta siap menerima mahasiswa dari lulusan LKP.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati mengatakan, peserta LKP yang mengikuti program RPL akan dihitung angka kreditnya ketika melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebagai contoh, peserta kursus yang telah menjalani 1-2 tahun bisa diakui hingga 24 SKS, atau masuk di perguruan tinggi langsung di semester ketiga.
 
Pendidikan kursus perlu mendapat dukungan dan terus dikembangkan agar perannya semakin kuat, dan salah satunya dengan terus memperkokoh kerja sama dengan pihak-pihak eksternal untuk mengembangkan program-programnya sehingga kursus sebagai bagian dari pendidikan vokasi benar-benar membawa perubahan pada masyarakat,” ujar Dirjen pendidikan, dalam sambutannya pada acara penandatanganan kerja sama di Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022) malam.)

Mungkin yang harus disiapkan portofolio dan sertifikat yang relevan. Kalau saya RPL di Prodi (Program Studi, Red) Tata Rias atau Seni Tari, maka portofolio saya harus menunjukkan bahwa saya punya pengalaman ikut pagelaran, berbagai pertunjukan seni tari, dan kursus tari,” terang Kiki.
Menurut Kiki, nantinya perguruan tinggi yang memiliki otoritas untuk menilai kompetensi peserta LKP, sebelum disetarakan dengan SKS. “LKP yang mendaftarkan (peserta) ke perguruan tinggi akan dinilai dulu, Anda bisa setara dengan kompetensi apa, baru bisa melanjutkan ke perguruan tinggi apa yang belum dikuasai.

Diakui Ditjen Vokasi Kemendikbudristek, selama ini, LKP memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam peningkatan sumber daya manusia melalui kecakapan hidup (life skill). Pelatihan yang mereka berikan merupakan bagian dari pendidikan vokasi yang mengemban tiga nilai penting yakni nilai pendidikan, nilai ekonomi, dan nilai sosial.

Padahal, menurut Wartanto, lembaga kursus dan pelatihan ini telah memperdalam hal-hal yang bersifat spesifik. “Contohnya, kursus otomotif tidak belajar A sampai Z. Rata-rata hal kecil, misalnya cuma belajar kaki-kaki, cuma soal kaca mobil, atau jok. Tapi yang kecil itu dipelajari sampai dalam dan praktik. Makanya banyak yang akhirnya buka usaha servis kaki-kaki mobil.

universitas Indonesia semakin maju dan terkenal di dunia



ini tidak hanya menguntungkan peserta LKP karena bisa mendapatkan penyesuaian semester di perguruan tinggi, Wartanto juga mengatakan program RPL ini juga membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk melebarkan sayapnya hingga ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

(Program RPL merupakan salah satu bentuk pelaksanaan kebijakan pemerintah dengan sistem terbuka dan multimakna yang mengacu pada Peraturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 41 Tahun 2021 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). RPL ini mulai dijalankan tahun ini melalui jalur pendidikan non formal.)

Sebelumnya, sosialisasi pedoman program inovasi RPL antara LKP dengan perguruan tinggi ini telah dilakukan pada 115 perguruan tinggi negeri dan swasta, baik itu universitas, politeknik, akademi, sekolah tinggi, serta institut yang memiliki program pendidikan vokasi.

Sosialisasi juga telah diberikan kepada 324 LKP dengan 23 bidang keterampilan yang merupakan sasaran program peningkatan kompetensi SDM dengan instruktur yang sudah magang di industri. Kurasi kemudian dilakukan pada LKP yang memenuhi syarat yang kemudian melakukan kesepakatan dengan perguruan tinggi.Persentase potensi terbesar menentukan kunci keberhasilan dunia pendidikan itu 90% terletak pada gurunya,karena guru sebagai penggerak pelopor dan pembimbing bagi murid serta memberi cahaya pelita yg menerangi jalan murid untuk meraih cita2 yg di impikanya,tapi kita tahu sperti apa kualitas dari guru2 di negara ini sering jg di temukan guru yg tidak memahami bidangnya dia itu guru tapi dia jg bingung jelasin materi pembelajaran ke murid2nya

kesimpulan : Jujur yaa, saya justru lebih suka dgn kurikulum sebelum reformasi. Kenapa saya bilang seperti ini, karna saya pernah terlibat lagsung di lapangan, jdi sedikit byk tau gimana kurikulum yg setiap ganti pemerintahan ganti jga kurikulumnya. Kesimpulannnya, kalo memang sperti itu adanya . mending ditiadakan aja sekolah formal tingkat SMA/SMK baik negeri maupun swasta. Toh sejatinya katanya dri SMP udah bsa lgsg k PTN.Sebenernya penggerak utama pendidikan itu lebih ke guru. Karena saya disini sebagai siswa (smp) juga merasa bahwa ngga sedikit guru guru yang tidak enjoy di bidangnya, akhirnya menilai muridnya secara asal asalan. Bahkan saya masih bingung, sudah hampir 2 tahun tapi masih ada yang mengaku tidak paham dengan media pembelajaran sekarang (zoom, google meet). Itu sebagai bukti bahwa sebenernya kurikulum yang ada itu hanya sebagai alat untuk membangun pendidikan, namun pendidikan itu sendiri tetap ada di tangan guru. Perubahan kurikulum itu membuat guru semakin mudah untuk mengajar, tapi kemvbali lagi apakah gurunya memang suka mangajar? jawabannya ada di guru. Adanya kurikulum baru sebagai opsi juga bagus, karena disini kita semakin sadar bahwa kesenjangan antar daerah di bidang pendidikan memang sudah ada. Jadi penanganan dan respon tiap daerah juga harus beda, tidak sama. Semoga kedepannya kemendikbud bisa membuat guru itu semakin berdaya di bidang pendidikan, dan tidak hanya di kurikulum saja

mungkin ini saja informasi yang saya berikan,silahkan berkomentar jika memiliki ide atau ingin menyampaikan pendapat anda.silahkan berkomentar di bawah...terimah kasih.....^^.!!??.